Sumber PPA 2024 halaman 40
Gaya belajar adalah preferensi cara belajar. Sebagaimana minat dan hobi, gaya belajar bisa berubah dan berkembang. Seseorang bisa memiliki lebih dari 1 preferensi cara belajar, yang bisa diterapkan pada situasi yang berbeda-beda. Dan justru lebih baik jika kita memperkaya dan mengembangkan gaya belajarnya, sehingga tidak terkukung pada preferensi cara belajar yang itu-itu saja.
Mengapa seseorang perlu mengembangkan dan memperkaya gaya belajarnya? Karena kebanyakan tujuan belajar hanya bisa dicapai menggunakan kombinasi berbagai pendekatan: dengan membaca deskripsi, melihat contoh, kemudian dengan menirukan atau menerapkannya sendiri. Karena itu peserta didik perlu bisa menggunakan beragam gaya atau cara belajar.
Dengan demikian, pendidik sebaiknya tidak mengkategorikan peserta didik ke dalam kategori gaya belajar tertentu. Peserta didik tidak perlu dikategorikan atau diberi label sebagai "pelajar auditori" atau "pelajar visual" dan lain-lain. Jangan sampai peserta didik menjadi merasa/percaya bahwa gaya belajar tersebut adalah bagian dari "kepribadian" atau sesuatu dari dirinya yang tidak bisa diubah. Ini merugikan peserta didik karena mereka perlu bisa menggunakan berbagai cara belajar.
Pendidik juga tidak perlu membagi kelas menjadi kelompok gaya belajar. Apalagi membatasi tiap kelompok pada materi yang dianggap cocok dengan gaya belajar mereka. "Pencocokan" gaya belajar dengan materi belajar ini terbukti sebagai praktik yang tidak efektif, dan justru merepotkan pendidik serta bisa merugikan peserta didik. (Catatan: pengelompokan peserta didik dalam konteks pembelajaran terdiferensiasi sebaiknya dilakukan berdasarkan tingkat kesiapan dan kemampuan awal peserta didik, bukan gaya belajarnya.)
Dalam hal ini, yang bisa dan perlu dilakukan pendidik terkait gaya belajar adalah mengombinasikan bahan ajar dan metode yang bervariasi untuk mengajarkan sebuah topik: mulai dari penjelasan tertulis dan lisan, materi visual seperti gambar dan video, serta praktik atau penerapan untuk menyelesaikan sebuah masalah nyata. Dengan kombinasi yang kaya, peserta didik dengan preferensi belajar yang berbeda-beda akan lebih tertarik dan nyaman untuk belajar.
Sumber PPA 2024 hal 40
Semoga Bermanfaat.
Bacaan lainnya:
Aplikasi Raport Kurikulum Merdeka
Aplikasi Raport dikembangkan berdasarpan Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka tahun 2024.
Aplikasi Raport Projek P5 Kurikulum Merdeka
Aplikasi Raport Projeck dikembangkan berdasarpan Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tahun 2022/2024.
Aplikasi Supervisi Akademik Kurikulum Merdeka
Aplikasi ini bersifat Online Ofline. Maknanya, proses pengumpulan data dikemas pada kuosioner online, sehingga kepala sekolah maupun tim supervisor cukup menggunakan HP Smartphone untuk melakukannya.
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar